Diskusi Memperingati Hari Diplomasi Patani-Indonesia, Jakarta 1947

Semarang- Persatuan Mahasiswa Islam Patani (Selatan Thailand) di Indonesia (PMIPTI) Semarang, dengan penuh kebanggaan dan penuh semangat memperingati Hari Diplomasi Revolusi Patani-Indonesia, Jakarta 1947 dengan tema “Bersama Menuju Kebebasan dan Keadilan” Yang telah di laksanakan Pada hari Jum’at (15 November 2024).
Setelah Patani jatuh ke tangan Siam pada tahun 1785 dan secara resmi pada 1902, rakyat Melayu Patani menghadapi diskriminasi, penindasan, dan kekerasan oleh pemerintah Siam. Tokoh-tokoh seperti Tengku Mahmud Mahyiddin, anak Sultan Patani terakhir, memperjuangkan hak-hak rakyat Patani. Setelah menyelesaikan pendidikannya, Tengku Mahyiddin bersama organisasi pemuda Melayu, perjuangannya berfokus pada pembebasan Patani dari Siam kala itu.
Kutipan pemaparan pemateri Nikfatimah Phudaro, Tengku Mahmud Mahyiddin bahkan bersama dalam Gabungan Melayu Patani Raya (GAMPAR) demi kemerdekaan Patani. Pada 1947, Kedatangan Tengku Mahmud Mahyiddin ke Indonesia dan menemui presiden soekarno membawa dua agenda:
Pertama, mandapat sokongan terbuka dalam usaha membebaskan Patani dari penjajahan Siam dan serta mendukung perjuangan kemerdekaan Indonesia.
Kedua, berusaha mendapatkan bantuan dari sisi finansial dan persenjataan. tapi respon belum bersedia menemui oleh pemerintahan Indonesia kala itu. Perundingan Linggarjati dan Renville mempersempit wilayah Republik Indonesia dan mempersulit dukungan dana maupun militer.
Salah seorang pengikut diskusi Hari Diplomasi Revolusi Patani-Indonesia 1947 Fatihah Hasan, Solidaritas Indonesia dalam mendukung masyarakat Melayu-Muslim Patani sudah sejak dulu hingga sekarang seperti 1. Indonesia sebagai bagian yang ikut campur mendukung dalam proses perundingan 2. Indonesia Mendukung masyarakat Patani melalui program pendidikan, seperti pemberian beasiswa bagi pelajar Patani untuk belajar di Indonesia. Hal ini memperkuat hubungan antara kedua bangsa dan membuka peluang bagi generasi muda Patani untuk mendapatkan pendidikan yang lebih baik.
Acara diskusi ini sekaligus untuk memperingatkan dan meningkatkan kesadaran Sejarah Revolusi Patani-Indonesia, Kerajaan Siam (Thailand sekarang) pada tahun 1785 Masehi, wilayah Patani mulai kehilangan kedaulatannya dan menjadi bagian dari pengaruh kekuasaan Siam. Dan pada 1902 M. Siam menghapus sistem kerajaan di Patani, yang berarti secara resmi berakhirnya status Kerajaan Bangsa Patani. Ini menandai dimulainya penguasaan penuh Siam atas wilayah Patani dan diiringi kebijakan integrasi lebih lanjut oleh pemerintah Thailand.
Baca juga:https://www.facebook.com/share/p/5gcptkup3Tmy3f3E/
Reporter: Sobri, Sobariyah
Penulis: Ruwaida